Wednesday 22 September 2010

Introduction

"Tunggu!" Gadis tersebut menghentikan langkahnya, dan menolehkan pandangannya ke arah suara yang memanggilnya. Oh sial, apa yang baru saja kulakukan? Kenapa aku memanggilnya? Ok, mungkin aku bisa mengajaknya bicara sebentar, tidak lucu kalau aku memanggilnya tapi tidak tahu mau melakukan apa.

“Kemarilah, kita bicara sebentar.” K mengatakannya dengan datar, sehingga sulit diketahui apakah itu permintaan atau perintah. Gadis tersebut terlihat bingung, dia menoleh ke sana ke mari, sebelum akhirnya mendekati K. “Duduklah” ucap K, masih datar seperti sebelumnya sambil menunjuk ke kursi kosong disampingnya. Gadis tersebut biarpun masih terlihat ragu, mengangguk dan duduk di samping K.

Hening, tidak ada yang memulai pembicaraan, dan mereka tidak menatap lawan bicara mereka. K menatap keluar jendela, dahinya berkerut karena dia bingung apa yang harus dibicarakan dengan gadis ini.

Apa yang baru saja kulakukan!?! Kenapa aku memanggilnya!?! Dan sekarang, apa yang harus kubicarakan!?! Ah, kalau begini terus aku bisa disangka orang iseng! Tunggu, bukankah gadis tersebut yang memanggil aku duluan? Mungkin justru dia yang ingin menggoda aku? Ah tidak, dari wajahnya, gadis itu bukan gadis tipe seperti itu, mungkin hanya kasus salah mengenali orang, ya pasti…

Jika benar hanya salah mengenali orang, kenapa pula aku memanggilnya? Karena tadi dia berbalik pergi tanpa aku sempat mengatakan apa-apa, aku jadi refleks memanggilnya! Ah, sial! Apa yang harus kukatakan kepadanya? Hei, aku hanya iseng memanggilmu, sekarang pergilah dari sini, OK? Tidak, tidak, kalau aku mengatakannya, dia pasti marah besar.

K mengalihkan pandangannya ke gadis yang duduk dengan gelisah di sampingnya. Gadis ini terkugat masih muda, mungkin usianya masih belasan tahun. Kalau dipikir, K belum tahu nama gadis tersebut. Mungkin dia bisa menanyakan namanya untuk memantik pembicaraan?

“Hei, siapa namamu?”
Gadis tersebut menatap K

“Ya, setidaknya pertanyaanku menjawab pertanyaanmu, aku tidak mengenalmu, setidaknya yang aku ingat…” K mengambil jeda sebelum melanjutkan ucapannya “Setidaknya kamu bisa beritahu aku mengapa kamu bisa salah orang, tapi akan sulit berkomunikasi jika tidak tahu nama masing-masing bukan?”

Gadis tersebut masih terdiam, pandangan matanya bertemu dengan mata K, berusaha mencari tahu apakah orang ini bisa dipercaya.

“Maaf, dimana sopan santunku? Sebelum menanyakan nama orang, seharusnya aku mengenalkan diriku sendiri.” K buru-buru mengucapkannya karena menyadari ketidaksopanan yang baru saja dilakukannya “Namaku K…” Melihat tatapan curiga dari gadis yang duduk disampinya, K buru-buru menambahkan “dan ya aku tahu, mungkin sulit dipercaya, tapi itu namaku apa adanya, tidak perlu menatap curiga seperti itu kepadaku. AKu sudah mengenalkan diriku sekarang giliranmu” Ucap K sambil tangannya mempersilahkan si gadis untuk mengenalkan dirinya.

Strife

No comments:

Post a Comment